Jumat, 09 Januari 2009

Hari yang aneh diloket TELKOM

Seperti biasa, setiap suami gajian, uangnya langsung kujereng2 (dg harapan jadi besar dan bersisa, hehehehe) dan kubagi-bagi mejadi pos2 pengeluaran wajib. Maksudnya kewajiban yang harus dibayarkan, seperti rekening listrik, telpon, iuran kampung, dll didahulukan. Kalo ada sisa, baru deh foya-foya. HUAHAHAHAHA
MAkanya, kemarin, mumpung masih ada Ibuk yang bisa dititipi Fa (tanpa khawatir Fa klayu), aku pun melaju ke loket pembayaran telkom yang kemarin offline. Awal bulan begini bayar telepon banyak sekali keuntungannya. 1. Bebas antrian puanjang. Coba deh keloket tgl 20-an. Wah, bisa nomor sekian tuh. Padahal yang namanya loket telkom dideket rumah itu dalah ruangan berukuran 3x4m. 2. Gak nombok diakhir. Iya, kalo duit yang tadi suah dipost2 gak segera dibayarkan, bahaya banget tuh. Godaannya terlalu banyak untuk, "dipinjem dulu yaaa..." Bisa2 pas jatuh tempo jadi ada pengeluaran ekstra buat bayar telpon yang sebenarnya sudah disediakan sebelumnya. Belum kalo pake telat bayar. denda denda denda. Fiuh. 3. Mencegah kegendutan (lha kalo duitnya malah dipake buat jajan yang gak sehat). 4. Menjaga kesehatan (alasan sama dg no. 3). 5. Menjauhkan dari penyesalan. 6. Menjauhkan dari HUTANG (secara banyak sekali godaan penawaran pinjaman, dari mulai pinjaman arisan RT, Dasawisma, sampai pinjaman dari tabungan sendiri. huek).
Oh ya, kembali ke proses pembayaran. Untunglah, hari itu gak offline. Dan gak rame juga. Cuma ada 4 orang termasuk diriku. Itu aja yang seorang lagi cuma nganter. Berarti cuma 3 antrian. Tapi kok, dari tadi belum juga ada yang dipanggil, ya?
Sayangnya karena alasan"tidak tergesa-gesa karena Fathiy sudah ada yang menjaga", aku pun santai-santai saja. 5 menit, 10 menit, 15 menit.
Hm.. mencurigakan. Bapak-bapak petugas dalam loket tidak memberi informasi apapun. Mereka bahkan terlihat sibuk dengan komputer dan printernya (terbukti dari suara printer yang terus bekerja).
Tapi yang mengherankan, kok gak ada yang asertif dikit bertanya ada apa gerangan (terutama diriku yang terbilang paling muda dan mukanya paling smart disitu.. :-) )
Lalu tiba-tiba..
Si bapak petugas keluar dari loket menuju ke pintu keluar. Dia terlihat mengambil salah satu dari beberapa tempelan yang ada dibalik pintu, memindahkan ke bagian depan pintu, lalu menutup pintu keluar yang tadi terbuka, dan menguncinya. Iya, mengunci dengan kami masih berada didalam ruangan. TUTUP. OFFLINE. JAringan Mati. begitu yang tertulis dipintu, kalo tidak salah baca. ?????????????
Bodohnya, gak ada juga yang komplain atao bertanya, ato setidaknya bereaksi, "kenapa? Apa yang terjadi?"
Sebenernya sih, aku sudah menunjukkan ekspresi itu, namun sayang, para antriners lain datar-datar aja sehingga aku ikutan bego. hehehehe. Mungkin para pengantri sudah membaca tulisan yang atdi ditempel, jadi merasa sudah tau dan tidak apa-apa. Ato mungkin kejadian seperti ini sudah beberapa kali. Tapi ayolah.. dikunci didalam tanpa penjelasan?
Namun syukurlah, kurang lebih sepuluh menit kemudian satu persatu kami mulai dipanggil untuk membayar, dan pintunya dibuka lagi. (Kalo boleh jujur aku sempat takut jadi korban penyanderaan. hahah,kebanyakn nonton sinetron kaliya?)
Lalu aku pun membayar dengan tenang, aman, dan damai.
Belakangan diketahui, kenapa dikunci karena sistemnya sistem baru, jadi entah masih berantakan ato sempat mengalami error gitu aku gak gitu ngerti, yang pasti ini adalah masalah yang hampir sama dengan sistem pemesanan BBM yang baru yang berakibat antri panjang dan habisnya BBM di SPBU-SPBU. GItuh. (itu aja aku cuma nguping bapak-bapak pegawai loket yang lagi ngobrol, bukan TANYA LANGSUNG). Makanya dikunci dan dikasih tulisan TUTUP supaya gak ada pengantri lain yang datang dan gak ada pengantri lain yang datang (itu) yang lalu nekat masuk padahal sudah ada tulisan tutup dipintu. ?
Oalaaahhh.
SELAMAT TAHUN BARU,

Tidak ada komentar: